Opini: Tentang Etika yang Terlupakan

Jihan Kristal Yasmin
4 min readOct 28, 2023

--

Image: doc pribadi

Bicara etika, tidak mungkin kita tidak tahu akan hal ini. Jelas sekali, sejak kecil orangtua kita sudah mengajarkan bagaimana cara beretika yang baik dan benar. Akan terlihat aneh jika orangtua kita tidak mengajarkan hal tersebut, karena diatas ilmu ada adab yang harus dijunjung tinggi.

Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah suatu ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk juga tentang hak dan kewajiban moral. Tanpa adanya ilmu ini, kehidupan sosial manusia akan terganggu bahkan parahnya akan menjadi hancur. Mengapa? Karena segala kegiatan yang kita lakukan jika tidak dibarengi dengan etika maka tidak akan menciptakan kita sebagai masyarakat madani.

Etika dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya bukanlah suatu hal yang menyulitkan. Ada tiga hal yang menurut saya patut untuk ditanam pada diri kita. Pertama, ucapkan salam. Kedua, ucapkan kata maaf. Ketiga, ucapkan kata permisi dan terima kasih. Sederhana, bukan? Namun harus kita akui bahwa ketiga hal tersebut jarang bahkan tidak sama sekali kita lakukan. Entah apa pun alasannya, tapi hal tersebut tidaklah termasuk perilaku terpuji.

Mengapa pula kita harus beretika?

Dilansir dari laman katadata.co.id yang mengutip tujuan etika dari buku Etika Bisnis: Prinsip dan Relevansi, etika memiliki tujuan sebagai berikut: etika itu sarana untuk berorientasi pada kehidupan manusia; etika menjadikan kita memiliki sikap dan kemandirian serta tanggung jawab untuk kehidupan; etika juga dapat mengajarkan kita bagaimana menjadi pribadi yang baik begitupun dapat kita berikan ilmu tersebut kepada orang sekitar kita agar mereka menjadi pribadi yang labih baik pula; dan dengan etika kita mampu memimpin pengembangan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.

Dari tujuan etika tersebut, dapat dikatakan bahwa etika adalah salah satu pedoman dalam hidup yang mengarahkan manusia agar menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab secara individu maupun secara umum dalam masyarakatnya.

Sesuai dengan tujuan etika yang pertama tadi, bahwa etika adalah sarana untuk berorientasi pada kehidupan manusia, maka etika digunakan dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya adalah untuk menyelesaikan masalah.

Tidak sedikit dari kita yang jika memiliki masalah seringnya melakukan silent treatment. Apa itu silent treatment? silent treatment adalah perilaku di mana satu individu mengabaikan individu lain dan benar-benar berhenti mengakuinya melalui berbagai bentuk komunikasi. Padahal, silent treatment ini seharusnya dilakukan jika individu yang bersangkutan itu tidak dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Sayangnya, kini sering terjadi silent treatment sebelum melakukan komunikasi antarindividu tersebut.

Kita bedah sedikit cara menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.

Ada empat tahap untuk mpenyelesaikan suatu masalah. Pertama, pahami apa masalah yang terjadi. Kedua, buat rencana penyelesaian masalah tersebut. Ketiga, laksanakan rencana penyelesaian masalah. Terakhir, evaluasi semua langkah yang telah dilakukan.

Empat hal diatas itu dapat kita katakan sebagai etika dalam menyelesaikan masalah. Tidak ada silent treatment apalagi ‘main hakim’ sendiri dalam menyelesaikan masalah terlebih jika masalah tersebut masih dapat dikomunikasikan dengan baik.

Saya ada sedikit cerita perihal ini, ada seorang admin suatu grup whatsapp yang tiba-tiba mengeluarkan member grup dikarenakan member tersebut membagikan suatu informasi suatu acara kegiatan perlombaan pada grup tersebut. Pada aturan grup, tidak dituliskan adanya larangan untuk membagikan informasi lain, tidak pula tertulis jika ingin membagikan informasi harus izin admin terlebih dahulu. Di sisi lain, admin tersebut tidak aktif dalam grup dan grup tersebut juga sudah tidak aktif selama satu tahun. Namun ketika member grup tersebut membagikan informasi itu, tanpa ada upaya persuasif yang dilakukan oleh admin, member tersebut dikeluarkan dari grup. Singkatnya, member ini merasa aneh mengapa dia dikeluarkan dari grup. Sang admin mengatakan bahwa “harusnya secara etika izin terlebih dulu kepada admin”. Member tersebut meminta maaf kepada admin, namun sayangnya, sang admin malah memblokir kontak si member tersebut.

Dari kisah ini dapat kita telaah sedikit, bahwa etika memang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Penyelesaian masalah yang dilakukan pun seharusnya diawali dengan adanya bentuk komunikasi yang jelas. Salah satunya bentuk aturan yang dibuat. Jika tidak ada aturan tersebut dan tidak pula disepakati oleh seluruh anggota, maka terjadi kepincangan seperti dalam grup tersebut. Selain itu pula, tidak sangat elok jika seorang penanggung jawab pada grup bersikap seperti itu. Kembali lagi, kita perhatikan upaya penyelesaian masalah di atas, pahami dulu apa masalah yang terjadi, buat rencananya, lakasanakan rencananya, baru evaluasi.

Ada urutan paten yang seharusnya dibiasakan oleh siapa pun dalam menyelesaikan masalah. Tidak semata-mata dengan mengeluarkan member tersebut masalah akan selesai, tidak seperti itu. Terakhir, tindakan blokir adalah bentuk silent treatment yang harus kita pahami bahwa silent treatment ini adalah tindakan paling manipulatif. Belum mendapatkan penjelasan dari sudut pandang member tersebut, admin langsung memutuskan komunikasi. Semoga pembaca tidak seperti itu ya.

Masalah ini adalah masalah kecil yang sangat sepele di kehidupan kita. Tapi perhatikan, masalah sepele begini saja ada etika yang harusnya kita lakukan. Mulai dari etika dalam menyelesaikan masalah, etika mendengarkan pendapat, etika berpendapat juga. Etika adalah bagian dari hidup kita. Jika kita tidak terbiasa menggunakan etika pada tindakan kecil, maka kita akan kesulitan menggunakan etika dalam tindakan yang besar.

Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat kita agar selalu menjunjung tinggi etika dan sopan santun dalam bermasyarakat. Tidak peduli seberapa tinggi pangkat pekerjaanmu, seberapa banyak kekayaanmu, seberapa rupawannya kamu, jika kamu tidak beretika dan tidak memiliki adab, maka semua itu hanya sia-sia. Terakhir, jangan pula menganggap orang lain itu lebih rendah darimu ya, kita semua sama dan sederajat.

-28 Oktober 2023-

--

--

Jihan Kristal Yasmin

Department of Mathematics • Data enthusiast • Author • Research Assistant